Jumat, 18 Juni 2010

Global Warming

Bangun tidur hujan, siang hujan, malamnya juga hujan mengguyur kota Jakarta. Padahal, kemarin matahari bersinar terik. Suhu kota yang biasanya mencapai 31 °C, turun drastis menjadi 27 °C. Di satu sisi senang karena suhu kota Jakarta yang biasanya panas, menjadi sejuk, di sisi lain jadi susah beraktifitas karena hujan mengguyur seharian. Beruntung, walaupun hujan tidak kunjung reda, tidak membuat Kota Jakarta yang tercinta menjadi banjir.

Cuaca di Indonesia saat ini memang susah ditebak. Dulu waktu saya masih sekolah, guru - guru mengajarkan bahwa musim di Indonesia hanya 2 yaitu musim hujan dan musim kemarau, yang keduanya bergantian. April hingga September biasanya musim Kemarau, kemudian dilanjutkan musim hujan pada Oktober sampai Maret. Di sela - sela kedua musim tersebut terdapat musim pancaroba. Musim pancaroba adalah musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.

Lalu, Kenapa demikian?

Banyak orang yang bilang ini adalah Global Warming. Global Warming telah menjadi isu lingkungan yang berkembang di dunia saat ini. Menurut om wikipedia, Global Warming atau Pemanasan Global adalah adanya proses peningkatan suhu rata - rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Dari definisi tersebut saya menyimpulkan bahwa bumi yang semakin panas membuat proses uap - uap air yang menguap ke atmosfer dan berkumpul membentuk awan - awan hujan menjadi semakin cepat. Keadaan tersebut menjadikan ketidakstabilan cuaca, yang harusnya musim panas, tetapi turun hujan begitu juga sebaliknya.

Kenapa sih bisa terjadi Global Warming?

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F)dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer,akan mengakibatkan pemanasan global.


Terus, apa akibatnya pada bumi kita?

Banyak yang diakibatkan oleh Global Warming, antara lain yang telah disebutkan tadi ketidakstabilan cuaca, selain itu juga peningkatan permukaan air laut yang menyebabkan seringnya banjir, dan bumi kita semakin panas.


Cara Pencegahannya gimana?
  • Menanam pohon

Dengan menanam pohon selain lingkungan kita menjadi asri, pohon juga dapat menyerap karbon dioksida yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor yang berbahan bakar fosil.

  • Kurangi penggunaan kendaraan bermotor

Kita dapat menggunakan sepeda atau menggunakan angkutan umum masal untuk dapat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor yang mengeluarkan karbon dioksida ke udara, selain lebih hemat, kita juga ikut menyelamatkan bumi kita.

  • Gunakan Piring

Gunakan piring? kenapa harus menggunakan piring? Karena dengan menggunakan piring, kita secara tidak langsung mengurangi penggunaan bahan - bahan pembungkus makanan yang sekali pakai seperti styrofoam, kertas dan plastik. Jika menggunakan piring, kita dapat memakainya lagi setelah dicuci.

  • Kurangi penggunaan plastik

Plastik adalah bahan yang material pembentuknya berasal dari minyak bumi. Plastik juga salah satu bahan yang sulit di urai oleh tanah. Dengan mengurangi penggunaan plastik, kita dapat menghemat penggunaan minyak bumi juga.

(berbagai sumber)




DbClix

Tidak ada komentar:

Posting Komentar