Minggu, 13 Juni 2010

Echosounder

Pemetaan kontur tanah dalam perencanaan pembangunan sangat diperlukan. Pemetaan kontur tanah disebut juga dengan topografi. Sedangkan pemetaan kontur dasar laut disebut dengan bathymetry.

Dalam pemetaan dasar laut atau Bathymetry instrumen yang biasa kita gunakan antara lain echosounder atau fishfinder. Kedua instrumen tersebut prinsip kerjanya menggunakan akustika bawah air.



Gambar 1. Echosounder

Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air.


Adapun kegunaan dasar dari echosounder yaitu menentukan kedalaman suatu perairan dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air. Data tampilan juga dapat dikombinasikan dengan koordinat global berdasarkan sinyal dari satelit GPS yang ada dengan memasang antena GPS (jika fitur GPS pada echosounder ada).


Prinsip kerjanya yaitu: pada transmiter terdapat tranduser yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi suara. Kemudian suara yang dihasilkan dipancarkan dengan frekuensi tertentu. Suara ini dipancarkan melalui medium air yang mempunyai kecepatan rambat sebesar, v=1500 m/s. Ketika suara ini mengenai objek, misalnya ikan maka suara ini akan dipantulkan. Sesuai dengan sifat gelombang yaitu gelombang ketika mengenai suatu penghalang dapat dipantulkan, diserap dan dibiaskan, maka hal yang sama pun terjadi pada gelombang ini.





Gambar 2. Prinsip Echosounder


Ketika gelombang mengenai objek maka sebagian enarginya ada yang dipantulkan, dibiaskan ataupun diserap. Untuk gelombang yang dipantulkan energinya akan diterima oleh receiver. Besarnya energi yang diterima akan diolah dangan suatu program, kemudian akan diperoleh keluaran (output) dari program tersebut. Hasil yang diterima berasal dari pengolahan data yang diperoleh dari penentuan selang waktu antara pulsa yang dipancarkan dan pulsa yang diterima. Dari hasil ini dapat diketahui jarak dari suatu objek yang deteksi.

Cara Pemakaian :

  1. Memasang alat dan cek keadaan alat sebelum memulai pengambilan data.
  2. Pastikan kabel single beam dan display sudah terpasang.
  3. Pasang antena, jika diperlukan input satelit GPS.
  4. Masukkan single beam kedalam air.
  5. Set Skala kedalaman yang ditampilkan display.
  6. Set frekuensi yang akan digunakan 200 Hz untuk laut dangkal atau 50 Hz untuk laut dalam atau dual untuk menggunakan keduanya.
  7. Set input data air yaitu salinitas, temperatur dan tekanan air.
  8. Pengambilan data.
  9. Pemrosesan data.
Pengolahan Data :


Perhitungan kedalaman diperoleh dari setengah waktu pemantulan signal dari echosounder memantul ke dasar laut kemudian kembali ke echosounder. Nilai waktu yang diperoleh di konversikan dengan kecepatan gelombang suara di dalam air.

Untuk data kedalaman yang lebih tepat, dimasukkan pula data-data temperatur air, salinitas air dan tekanan air. Hal ini diperlukan untuk memperoleh konversi yang tepat pada cepat rambat suara di dalam air.

Berikut adalah perhitungannya :

c = 1448.6 + 4.618T2 − 0.0523 + 1.25 * (S − 35) + 0.017D
dimana :

c = kecepatan suara (m/s)
T = temperatur (degrees Celsius)
S = salinitas (pro mille)
D = kedalaman

Sumber :

Diktat Kuliah Pendidikan Survey Hidrografi ITB - Pertamina 1989
http://id.wikipedia.org
http://mariez.blog.uns.ac.id
http://www.answer.com
http://www.garmin-fishfinder.com
http://www.google.co.id
dan berbagai sumber lainnya

DbClix

Tidak ada komentar:

Posting Komentar